Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

TERIMAKASIH PAHLAWAN

doc : tribun jabar.com

Kutipan : Andri Abege


Kuucapkan terima kasih untuk kalian yang disana
Yang mati karena berani
Yang mati karena yakin
Yang mati karena benar.

Kuucapkan terima kasih
Untuk jasad yang sekarang menjadi abu
Karena kalian kami merdeka
Karena kalian merah putih tegak di pucuk langit garuda
Menjulang menjadi bukti darah dan nyawa telah tertaruh.

Kuucapkan terima kasih
Untuk keberanian kalian
Keberanian yang tumbuh di dasar hati
Menjalar merenggut darah
Tiada takut kalian berperang
Bahkan matipun mau dikau.

Kuucapkan terima kasih
Untuk setiap doa
Doa yang setiap hitam terbang ke langit
Doa yang tiada henti hentinya kalian tasbih
Untuk kami, indonesia mendatang.

Kuucapkan terima kasih
Tanah yang kami injak
Air yang kami minum
Adalah darah dan nyawa
Yang dulu melayang.
Share:

Catatan 1996

'

Doc  : Merdeka.com


Aku adalah kepedihan yang dahulu kalian tanam.

1996 Ibu pertiwi, kami hadir untuk merangkak meraba mu.

Disuguhi cemilan krisis keadilan bagi seluruh manusia yang berbudi dan bermartabat.

Kekuasaan adalah wasiatmu, 

saling memaki itulah seruanmu, 

pertikaian hal yang seolah biasa di matamu.

Sekarang, Kami berjalan kalian tuduh melawan derasnya arus, 

apalagi berlari dikatakan sopan yang tidak ada.

1996 Ibu pertiwi, genap sudah umurmu menemani kami

 menertawakan orang dewasa di Negeri ini. 

Orde baru berlalu, menghadirkan repormasi, 

masa kelam telah berlalu,

jangan sampai menghadirkan repormasi gaya baru!


Coryright 2021©. |. Noerdieansyahheri

#DamaiuntukmuIndonesia

Bandung, 10 Desember 2018

Share:

Kemarau

 



12 Agust 2020


Memulai lagi perjalanan baru

Melangkah, terengah, terkapar

Kenari berkicau tepat didepan telingaku.

Bising suara yang memang sudah biasa.


Ya... 

Motor, mobil , pedagang, ibu ibu cerewet.

Sedikit menghiasi musim kemarau

 dipenghujung bulan Agustus.


Selalu ada pengharapan baru,

Ketika hujan lebih bermakna,

Ketika tanah terlihat indah,

Dan orang-orang lekas berkata.

Hujan.. hujan.. .

Share:

GERBANG PERTAMA

 

Ilustrasi : https://www.wikiwand.com/pl/Anna_Boleyn


Terbesit dari mimpi semalam,

Aku...

Melalui berbagai macam dimensi.

Perlahan, langkah mulai menapaki.

Ini masih tentang rindu kemarin.

Seakan diriku yang tidak terbangun 

Dari sekian banyak lekatan lumpur yang menempel

Mataku masih terpejam..

Tanpa hitungan detik , 

Sontak semua berubah..

Wajahku basah...

Sekujur tubuhku basah...

Aku ...

Terbangun, dengan air yang membasahi seluruh badan.

Lekatan itu hilang, menampakan kulit, dan wajahku.

Angin barat tetap bergelayut..

Menina bobokan awan ke arah timur.


Bandung, 16/04/20

Note : Anna Boleyn po aresztowaniu w Tower of London, obraz Edouarda Cibot z 1835

Share:

Lilin Kecil Gua Kahfi



Kita tidak saling mengenal
Kita lahir tanpa bahasa.
Aku belajar dari kemunafikan,
Aku berdiam diri menuju kebijaksanaan
Kamu tahu arti kesederhanaan.
Aku faham tentang perbedaan.
Kalian selalu menghakimi,
Aku belajar mengasihi.
Kini semua terungkap,
Ketika tertawa lebih menyakitkan,
Dari pada senyuman.
Ketika menangis adalah cara
Untuk bisa tersenyum,
Ketika awal adalah sebuah penantian 
untuk bisa berpisah.
Salam kan aku pada ketiadak pastian,
Sampaikan senyum ini 
untuk sebuah pengorbanan.
Candamu, tawamu , adalah sebuah 
LIlin kecil yang menghantarkan aku
Pada ke bahagiaan yang dinanti.

Share:

Lembar Baru


Lembar Baru
Bandung, (05/01/20).


Meski buku lesu yang tersimpan
dalam lemari itu usang,
Bahkan debu pun lekas membalut setiap lembar yang terlihat.
Atau kertas yang memang sudah tak sekuat helaian dahulu.
Dengan beberapa catatan yang memperlihatkan tinta lesu termakan ruang dan waktu.
Pertama, ada secercah harapan dari lembar yang aku buka.
Tentang berbagai keinginan luhur ku dalam mencapai sebuah mimpi.
Kedua, bahwa kini aku sudah melalui fase yang begitu lama .
Tapi rasa ku, semua seolah  bekerja dengan cepat.
Ketiga,  banyak sekali kegagalan yang aku lalui seolah itu mejadi batu hantaman yang sangat menyakitkan.
 sehingga aku tergelincir, dan terkapar dalam ruang kehampaan.
Keempat, tidak sengaja aku selipkan sebuah beberapa cetakan foto.
Menceritakan bahwa, kebahagiaan adalah hal yang memang sudah semestinya tertanam abadi.
Kelima, diakhir beberapa lembar kertas layu itu,menuntun ku melaju melalui buku dan lembaran baru.
Bahwa setiap perjalanan hidup adalah sebuah hal yang memang semestinya dilalui,
dengan berbagai macam kisah seperti halnya lembaran pada setiap buku yang tidak akan pernah muncul indahnya apabila tinta dan penanya tak bersautan.

Share: